Nutrisi Hidroponik
Monday, August 15, 2016
Add Comment
Dalam bercocok tanam secara hidroponik, tentu saja tidak semua orang akan mengalami keberhasilan. Ada saja kegagalan yang mungkin terjadi, salah satunya karena kurangnya asupan nutrisi tanaman. Saya yakin sebagian dari Anda—terutama yang baru memulai debut hidroponik—memiliki sejumlah pertanyaan tentang bagaimana caranya memenuhi kebutuhan nutrisi tersebut, unsur hara apa saja yang harus dipenuhi, di mana bisa mendapatkannya, dan apakah bisa dibuat sendiri di rumah. Untuk itu, dalam kesempatan ini saya akan coba sedikit mengulas tentang nutrisi hidroponik dan unsur hara apa saja yang dibutuhkan agar tanaman tumbuh subur dan menghasilkan.
Pemberian nutrisi pada tanaman hidroponik dilakukan dengan cara mencampurkan berbagai
sumber hara dalam bentuk larutan. Larutan tersebut harus memenuhi unsur makro dan mikro yang dibutuhkan tanaman sehingga bisa mendukung tumbuh kembangnya. Unsur makro adalah sejumlah unsur yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah besar seperti,
· Nitrogen (N)
· Fosfor (P)
· Kalium (K)
· Kalsium (Ca)
· Magnesium (Mg), dan
· Sulfur (S)
Sedangkan unsur mikronya adalah,
· Besi (Fe)
· Klor (Cl)
· Mangan (Mn)
· Seng (Zn)
· Boron (B), dan
· Molibdendum (Mo)
Pada dasarnya ada dua macam pupuk atau nutrisi yang bisa diberikan untuk tanaman hidroponik, yaitu nutrisi organik dan anorganik. Nutrisi organik merupakan pupuk buatan yang diracik dari bahan-bahan alami dengan teknik pencampuran sederhana seperti kotoran binatang (pupuk kandang), gula merah, dedak/bekatul, jerami, atau daun-daunan kering serta bibit probiotik. Seluruh bahan tersebut dicampurkan kemudian diendapkan beberapa waktu hingga menjadi larutan nutrisi yang bersifat konsentrat. Penggunaannya bisa langsung dicampurkan ke dalam air dan digunakan sebagai media tanam hidroponik.
Sedangkan nutrisi anorganik adalah larutan pupuk instan yang bisa digunakan langsung secara praktis. Nutrisi populer yang sering digunakan untuk bercocok tanam secara hidroponik adalah pupuk AB mix, yaitu satu set nutrisi untuk membuat dua jenis larutan (A & B) dengan kandungan yang berbeda. Pupuk A mengandung unsur kalsium yang berguna untuk menunjang kekuatan tanaman, membantu proses fotosintesis, serta membantu pengalihan dari fase vegetatif ke generatif. Sedangkan pupuk B mengandung fosfat dan sulfat untuk menguatkan sistem perakaran sehingga tanaman mampu menyerap nutrisi dengan baik.
Pada prinsipnya, kalsium dan fosfat tidak boleh saling bercampur. Itu sebabnya nutrisi hidroponik ini dibuat dalam kemasan yang terpisah. Pupuk mix AB memiliki kandungan yang lengkap dan dibuat dengan takaran yang tepat sehingga mampu memenuhi kebutuhan nutrisi makro maupun mikro bagi tanaman hidroponik. Pupuk ini bisa dibeli di toko-toko pertanian dengan harga sekitar Rp80.000,00 – 100.000,00 per liter. Selain pupuk AB mix, Anda juga bisa meramu formula nutrisi hidroponik sendiri, yaitu dengan mencampurkan beberapa pupuk seperti NPK, KCI, dan pupuk Gandasil.
Baik organik maupun anorganik, keduanya memiliki fungsi yang sama untuk memenuhi kebutuhan nutrisi hidroponik Anda. Larutan organik memang lebih aman dan ramah lingkungan, namun jika Anda merasa repot untuk membuatnya sendiri, tidak ada salahnya untuk menggunakan versi anorganiknya. Yang terpenting tanaman Anda bisa tumbuh subur dan hasil panennya baik. Selamat bercocok tanam.
Pemberian nutrisi pada tanaman hidroponik dilakukan dengan cara mencampurkan berbagai
sumber hara dalam bentuk larutan. Larutan tersebut harus memenuhi unsur makro dan mikro yang dibutuhkan tanaman sehingga bisa mendukung tumbuh kembangnya. Unsur makro adalah sejumlah unsur yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah besar seperti,
· Nitrogen (N)
· Fosfor (P)
· Kalium (K)
· Kalsium (Ca)
· Magnesium (Mg), dan
· Sulfur (S)
Sedangkan unsur mikronya adalah,
· Besi (Fe)
· Klor (Cl)
· Mangan (Mn)
· Seng (Zn)
· Boron (B), dan
· Molibdendum (Mo)
Pada dasarnya ada dua macam pupuk atau nutrisi yang bisa diberikan untuk tanaman hidroponik, yaitu nutrisi organik dan anorganik. Nutrisi organik merupakan pupuk buatan yang diracik dari bahan-bahan alami dengan teknik pencampuran sederhana seperti kotoran binatang (pupuk kandang), gula merah, dedak/bekatul, jerami, atau daun-daunan kering serta bibit probiotik. Seluruh bahan tersebut dicampurkan kemudian diendapkan beberapa waktu hingga menjadi larutan nutrisi yang bersifat konsentrat. Penggunaannya bisa langsung dicampurkan ke dalam air dan digunakan sebagai media tanam hidroponik.
Sedangkan nutrisi anorganik adalah larutan pupuk instan yang bisa digunakan langsung secara praktis. Nutrisi populer yang sering digunakan untuk bercocok tanam secara hidroponik adalah pupuk AB mix, yaitu satu set nutrisi untuk membuat dua jenis larutan (A & B) dengan kandungan yang berbeda. Pupuk A mengandung unsur kalsium yang berguna untuk menunjang kekuatan tanaman, membantu proses fotosintesis, serta membantu pengalihan dari fase vegetatif ke generatif. Sedangkan pupuk B mengandung fosfat dan sulfat untuk menguatkan sistem perakaran sehingga tanaman mampu menyerap nutrisi dengan baik.
Pada prinsipnya, kalsium dan fosfat tidak boleh saling bercampur. Itu sebabnya nutrisi hidroponik ini dibuat dalam kemasan yang terpisah. Pupuk mix AB memiliki kandungan yang lengkap dan dibuat dengan takaran yang tepat sehingga mampu memenuhi kebutuhan nutrisi makro maupun mikro bagi tanaman hidroponik. Pupuk ini bisa dibeli di toko-toko pertanian dengan harga sekitar Rp80.000,00 – 100.000,00 per liter. Selain pupuk AB mix, Anda juga bisa meramu formula nutrisi hidroponik sendiri, yaitu dengan mencampurkan beberapa pupuk seperti NPK, KCI, dan pupuk Gandasil.
Baik organik maupun anorganik, keduanya memiliki fungsi yang sama untuk memenuhi kebutuhan nutrisi hidroponik Anda. Larutan organik memang lebih aman dan ramah lingkungan, namun jika Anda merasa repot untuk membuatnya sendiri, tidak ada salahnya untuk menggunakan versi anorganiknya. Yang terpenting tanaman Anda bisa tumbuh subur dan hasil panennya baik. Selamat bercocok tanam.
0 Response to "Nutrisi Hidroponik"
Post a Comment